LumeLume

Mengapa Kami Membangun Lume

Surat untuk siapa saja yang masih terjebak dalam lingkaran ini

Jean, co-founder Lume

Jean

Titouan De Dain, co-founder Lume

Titouan

Kalau kamu baca ini jam 3 pagi, layar masih menyala, satu hari lagi berlalu begitu saja—kami paham. Kalau kamu baru saja bohong soal di mana kamu tadi, kalau kamu lelah melawan diri sendiri setiap hari, kalau hidup terasa menjauh tapi kamu nggak bisa berhenti: kami pernah persis di posisimu.

League. MMO. Game-nya berubah, tapi polanya tetap sama. Kami bolos kuliah, menghindari teman, jago banget berbohong soal screen time. Kami kejar rank, kejar mimpi jadi pro, kejar apapun yang bikin kami bisa menghindar dari kehidupan nyata. Sekolah? Gagal. Hubungan? Dihindari dan hilang. Kesehatan? Hancur karena energy drink dan begadang. Tahun-tahun menghilang ke dalam layar sementara yang lain terus maju.

Nggak ada yang dramatis. Malah diam dan menakutkan: sadar kalau nggak ada yang akan menyelamatkan kami. Kami masih awal 20-an, sendirian, melihat hidup kami stagnan sementara teman-teman membangun karir dan hubungan. Ketakutan bangun di umur 30 masih di tempat yang sama jadi lebih kuat daripada godaan main satu game lagi.

Jadi kami berhenti. Total. Uninstall semua. Putus hubungan dengan teman gaming. Bikin rutinitas ketat: olahraga, baca, belajar skill baru, apapun untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan video game. Minggu-minggu pertama brutal banget. Otak kami berteriak minta dopamin. Tapi kami bertahan karena kami harus.

Tiga tahun kemudian, kami masih kadang struggle dengan fokus dan tidur. Pemulihan itu lambat. Tapi sekarang kami membangun bisnis, olahraga konsisten, masak makanan beneran, menjaga hubungan yang benar-benar berarti. Reward-nya datang lebih lambat dari achievement in-game, tapi nyata dan bertahan lama. Kamu cuma perlu melatih otak untuk menghargainya.

Makanya Lume ada. Saat kami butuh bantuan, kami cuma menemukan nasihat generik dan judgment, tapi nggak ada yang dibangun untuk orang seperti kami yang harus berhenti sepenuhnya dan membangun ulang dari nol. Nggak ada program terstruktur. Nggak ada komunitas yang beneran. Jadi kami bangun apa yang sangat kami butuhkan: tools pemulihan yang dirancang oleh orang yang mengalaminya, untuk orang yang masih berjuang.

Kamu nggak rusak. Kamu nggak lemah. Kami pernah di kursi itu jam 3 pagi. Kami pernah bohong begitu. Kami pernah merasakan kecemasan itu. Kami berhasil keluar, dan kamu juga bisa. Kami di sini.

Jean & Titouan

Co-founder, Lume

Kami di sini kalau kamu butuh kami.

Kisah Kami - Lume